Open quote meta name="Keywords" content=" RENUNGAN KESUNYIAN: February 2007

Saturday, February 24, 2007

Tragedi Berdarah


Taragedi Berdarah

penguasa …
akan kau bawa kemana nasib negeri ini
akankan seperti Bosnia, Nikaragua, Kolombia
atau negeri – negeri terbelakang lainya
yang tanpa masa depan bagi bayi – bayi yang terlahir.

satu persatu hancur
Banyuwangi, Madura dibelakang
Semanggi, Ketapang menyusul
darah kini belum kering, lengket dan basuhi muka saudara – saudaraku

bendera kematian kini semakin berkibar
gelimang darah tercecer dijalanan
coretan kematian semakin menakutkan
garis – garis kegetiran tertulis dan tertapak jelas dijalanan

tujuh bahkan seratus mayat tergeletak dalam satu lingkaran
merintih,menangis dalam ketakutan
meregang nyawa menahan sakit
menanti malaikat maut menjemput

celurit, pisau, pedang berkilau
muka – muka beringas berjalan pelan
memburu, menagkap dan mencincang saudara yang belum tentu berdosa

penguasa …
akan kau bawa kemana nasib negeri ini
akan terus bersimbah darah
dan ketakutan yang muncul dari sampah kehidupan

menjeritkan tanda – tanda kehancuran bersama bau anyir bangkai
menahan sakit diatas kekalahan
kemudian diam … hancur dan musnah


(Untuk saudara-saudara yang jadi korban keganasan perang. thn 1999)


Hidup

" Hidup "

kehidupan berisi tanya
semua butuh jawaban
tapi tak semua terjawab

kala kehidupan berisi resiko
kita berlari dari kenyataan
semua kita tinggalkan

kita penakut
kita termasuk orang kalah
kita menangis kala sedih
tapi kita lupa kala tertawa

hidup akan terus berjalan dan kita harus tentukan jalan

Friday, February 23, 2007

Potret Saudara

" Potret Saudara "


malam mulai menebar kegelapan
hingga puncak bukit keangkuhan
terus melangkah menembus kegelapan, berdiri diantara kerasnya kehidupan dengan satu pandangan
dan berkata :

wahai kedinginan malam, bekukanlah hatiku yang belum pasti
aku akan pulang kepangkanmu tanpa desah tanpa suara dengan mulut tertutup

wahai mimpi tengah malam, disini kita bertemu, hingga kehidupan selanjutnya
saat mimpi itu sirna aku akan kembali jadi seorang bayi dalam dekapan perempuanpenuh kasi sayang

wahai akhir malam, kini aku kembali.
Laksana kepedihan dan degup jantungku.
Seperti hasrat tanpa tujuan. Pikiran kita terpisah, hasrat dan tujuanmu kini berbeda.
Seperti itu pikiranmu.

Wahai kedinginan hati. Ditanganku masih tergengam benih padi yang mestinya engkau taburkan pagi ini.
Tapi aku kembali tanpa membawa buah dari hasil jerih kita, karena tanganku lumpuh dan kaku menjadi bisu.

Dengarlah wahai keangkuhan.betapa aku mencintai mimpi dan mimpi selalu bersamaku.setiap senyummu adalah air mataku.
Namun diantara kita menganga jurang kebisuan yang tidak berjembatan

Wahai airmata saudaraku, engkau yang tidak pernah mati.
Telah kulukiskan wajah bulat anak negeri.wajah tersenyum berseri.
Namun hari akan tiba dan aku akan meneruskannya.meski lukisan itu tidak sempurna tapi itu potret jalan mimpi sempurna.

Wahai engkau mimpi saudaraku.
Bersamamu kini aku berjalan sejajar. Kemandiriannku hilang dan lenyap, segala pembatas telahhilang karena aku akan pulang.bersama npasmu aku akan terbang keakhir mimpi dan kehidupan.
Hingga nanti masa kedua datang kembali menjelma menjadi bayi dalam dekapan seorang perempuan bernama kehidupan.

Bunga Yang Kujanjikan

" Bunga Yang Kujanjikan "

kuberikan setangkai bunga
yang lama kujanjikan
tak bagus memang
tapi kuberikan masih sama
seperti saat kita pertama kali bertemu

hanya,
jika kamu tak lagi sudi terima
biarlah kutitip disudut hatimu
sebagai tanda kita pernah berdua